Kementerian Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN Diskusikan Exit Policy COVID-19
TANGERANG SELATAN, BFI News – ASEAN Finance Ministers (Menteri Keuangan ASEAN) and Central Bank Governors’ Meeting (AFMGM) Ke-7 yang diselenggarakan pada hari Selasa 30/03/2021. Mengangkat isu utama situasi makro ekonomi dan outlook ekonomi baik global maupun regional, opsi kebijakan, dan mitigasi risiko dalam rangka menjaga stabilitas di tengah pandemi COVID-19, pertemuan yang diselenggarakan secara virtual ini diwakili oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara, dan Kepala Badan Kebijakan Fiskal Febrio Kacaribu.
“Dalam upaya memulihkan perekonomian Indonesia, saat ini pemerintah masih fokus dalam mengakselerasi vaksinasi untuk seluruh masyarakat Indonesia. Vaksinasi sangat penting. Keberhasilan vaksinasi dan penanggulangan dampak COVID-19 akan memulihkan perekonomian, khususnya pada sektor konsumsi. Sektor ini baru akan pulih Ketika masyarakat yakin bahwa COVID-19 telah terkendali,” ujar Sri Mulyani pada sesi intervensi mewakili Indonesia, Selasa (30/03/2021).
Sri Mulyani melanjutkan bahwa tantangan lainnya adalah bagaimana memulihkan korporasi dan perbankan serta spillover yang berasal dari kebijakan negara maju, khususnya Amerika Serikat. Terbatasnya ruang fiskal juga menjadi hambatan seiring semakin tingginya hutang maupun defisit. Oleh karenanya penting melakukan reformasi, baik dari sisi pendapatan maupun belanja.
“Bagaimana kita akan menerapkan reformasi di tengah pemulihan. Exit policy juga menjadi sangat penting. Pemerintah dan Bank Indonesia bersama-sama melakukan koordinasi dalam merancang kebijakan dan berkomunikasi kepada lembaga pemeringkat pasar. Bagaimana kita akan merancang exit policy dari situasi yang extraordinary ini,” tambah Sri Mulyani.
Pada sesi selanjutnya, isu yang didiskusikan terkait perkembangan inisiatif yang berada di jalur kerja sama keuangan ASEAN. Saat melakukan intervensi atas ASEAN Infrastructure Fund (AIF), Wakil Menteri Keuangan (Suahasil Nazara) menyatakan bahwa pembiayaan infrastruktur merupakan pendorong utama yang mendukung pemulihan ekonomi. Indonesia telah berupaya mendorong investasi di bidang infrastruktur melalui sejumlah instrument fiskal, termasuk dengan Special Mission Vehicle (SMV) serta dengan membentuk Sovereign Wealth Fund (SWF).
“Indonesia telah mengimplementasikan asuransi aset publik sejak 2019 dan saat ini sedang fokus pada pengumpulan dana (pooling fund) untuk bencana yang akan beroperasi pada taun 2022. Pooling fund ini akan berperan sebagai mekanisme pembiayaan bencana untuk mengurangi eksposur dari risiko bencana yang nantinya berdampak pada APBN,” lanjut Suahasil saat melakukan intervensi atas ASEAN Disaster Risk Financing and Insurance (DRFI). (alt)
Tambahkan Komentar