Penerimaan dan Belanja Negara Tumbuh Positif hingga Februari 2021
TANGERANG SELATAN, BFI News - Perekonomian di bulan Februari melanjutkan perbaikan seiring upaya pemerintah dalam menjaga kesehatan masyarakat sambil terus menggerakkan ekonomi. Dalam Konferensi Pers APBN pada Selasa, 23 Maret 2021 yang digelar secara virtual.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menyampaikan bahwa pemerintah tetap mewaspadai perkembangan ekonomi, terutama akibat tekanan global dengan kebijakan yang mendukung stabilitas ekonomi dan keuangan domestik.
Program vaksinasi yang
sudah berjalan diharapkan mampu mendorong optimisme lebih lanjut dalam upaya
pemulihan ekonomi dan menjaga sektor kesehatan. Pemulihan ekonomi semakin kuat
yang diproyeksikan tumbuh di kisaran 4,5-5,3%.
“Jadi ini adalah sesuatu yang perlu kita jaga dari sisi konsistensi proyeksi
dan terutama kalau ada tanda-tanda pemulihan yang perlu diperkuat, sementara
kita juga mengelola kemungkinan terjadinya dinamika global yang menimbulkan
risiko,” jelas Menkeu (Selasa 23/03/2021).
Lebih lanjut, Sri Mulyani menerangkan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) masih menjadi penggerak utama perekonomian. Per Februari 2021,
pendapatan negara tumbuh positif terutama ditopang dari peningkatan penerimaan
kepabeanan dan cukai. Realisasi penerimaan perpajakan mencapai Rp181,8 triliun,
yakni 12,6% dari target. Penerimaan pajak terkontraksi 4,8%, namun lebih baik
jika dibandingkan bulan sebelumnya. Kepabeanan dan cukai tumbuh 42,1% yang
didorong oleh penerimaan cukai dan bea keluar.
Di sisi lain, belanja negara juga tumbuh positif didorong pertumbuhan belanja
barang dan modal. Belanja pemerintah pusat tumbuh lebih baik dibandingkan tahun
lalu. Hal ini merupakan awal yang baik untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
“Sampai akhir Februari kita sudah belanja 282,7 triliun atau naik 1,2% dari
tahun lalu,” ungkap Menkeu.
Belanja Kementerian/Lembaga (K/L) tumbuh 15,8% didorong peningkatan belanja barang dan belanja modal, termasuk pelaksanaan vaksinasi. Belanja non K/L tumbuh 6,1% didorong oleh realisasi subsidi energi. Sedangkan defisit APBN yaitu sebesar Rp63,6 triliun atau 0,36% terhadap PDB.
Sektor kesehatan menjadi sektor pendukung pemulihan ekonomi dan pondasi bagi peningkatan produktivitas nasional. Menkeu menegaskan bahwa keberlanjutan dukungan APBN akan terus dilakukan melalui alokasi belanja negara yang efektif dan insentif fiskal yang terarah dan terukur. (alt)
Tambahkan Komentar